Saya Cinta Indonesia, Walaupun.., Bukan Karena...

08 February 2010
Saya memiliki seorang tante yang memiliki karir yang oke.
Ia bekerja di perusahan farmasi dan sering ditugasi oleh kantornya ke luar negeri.
Selain membawakan oleh-oleh cinderamata, oleh-oleh cerita juga sering ia berikan.
Ya, tante saya tercinta itu memang senang bercerita.

Cerita pertama:

Tante saya menceritakan mengenai pengalamannya naik kereta bawah tanah di Amerika dan ceritanya lumayan membuat saya terheran-heran dengan budaya di sana.



Saat ia sedang naik kereta, terlihat seorang wanita hamil yang berdiri karena semua kursi penumpang penuh. Tiba-tiba datanglah seorang pemuda tampan yang baik hati dan mencoba mempersilahkan ibu-ibu itu duduk.
Anda tahu saudara-saudara...wanita itu bukannya berterimakasih dan segera duduk, tetapi malah marah-marah! Wanita itu mengatakan bahwa dirinya bukan wanita lemah.
Walaupun dirinya hamil, dia akan tetap menerima risiko telah datang terlambat ke dalam kereta dengan berdiri. Bila dirinya merasa lemah dan tak sanggup, dia bisa meminta tolong sendiri pada penumpang lain.


Cerita kedua:

Saat ingin mengambil foto dirinya di depan salah satu bangunan bersejarah di Meksiko, ia minta tolong orang yang lewat untuk memfotokan dirinya (pertamanya tante berburuk sangka takut kameranya dibawa kabur, seperti yang sering ada di film atau sinetron Indonesia).

Dan orang itu dengan senang hati dan ramahnya mau memfotokan tante saya dengan berbagai pose, bahkan orang itu menjadi pengarah gayanya. Tante saya tidak merasa takut kemalingan sama sekali (saya tidak tahu, mungkin orang itu memang bule ganteng, mungkin?)


Cerita ketiga:


Saat ditugasi ke Jerman atau Jepang, atau apa ya..(Maaf saya agak lupa)...untuk menanyakan dimana toilet saja...jawabannya singkat sekali..tanpa basa basi dan ramah tamah.
Dan tente saya bingung karena singkatnya itu bukan singkat dan jelas. Nampaknya mereka takut akan orang asing dan memang tidak mau terlalu tampak ramah..Atau karena tante saya pake kerudung, jadi dikira istri teroris?hhaaahaha..


Cerita keempat:

Ketika telah tiba di Indonesia, tante saya mengajak saya iseng-iseng ke Mangga Dua naik kereta api.
Lalu, ia bercerita tentang stasiun kereta di luar negeri.
Mungkin niatnya bukan membanding-bandingkan, tapi memang tampak sedang membandingkan.
Sambil melihat sekeliling stasiun Kota, tante saya bercerita bahwa stasiun kereta di luar negeri, katanya, sangat bersih dan tidak jorok.
Jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta pun tidak pernah terlambat, kalaupun terlambat, mungkin hanya 5 menit saja. Sedangkan, Stasiun Kota yang merupakan bangunan bersejarah yang seharusnya dijaga, disulap menjadi pasar kaget.


Hm... Walau sepertinya saya pernah mendengar cerita yang mirip, tetapi ternyata memang benar-benar terjadi, dilihat oleh mata kepala tante saya sendiri.

Amazing ya! Sungguh berbeda...Ternyata, di luar negeri budayanya begitu...keramahtamahan sering disalahartikan..basa-basi dianggap buang-buang waktu dan tenaga...

Tapi...

Walaupun Indonesia tingkat kriminalnya masih tinggi.
Walaupun Indonesia bukan negara maju.
Walaupun Indonesia sering terjadi bencana.
Walaupun Indonesia termasuk negara yang paling korup.
Walaupun keamanan dan kebersihan di Indonesia jelas masih butuh perhatian lebih dari pemerintah.

Tapi...
Saya cinta Indonesia.
Karena dibalik itu ada sesuatu yang walaupun sedikit tetapi cukup mendominasi, yaitu keramahtamahan yang lebih dibanding negara-negara lainnya. Dan saya bangga karenanya.






Jangan Malu Berbangsa Indonesia

07 February 2010

Bayangkan.

Bila kita menjadi seorang duta yang mewakili Indonesia ke luar negeri, atau kita menjadi salah satu peserta pertukaran pelajar, dan saat itu kita dimintai tolong untuk menceritakan sedikit tentang Indonesia, tentang kultur dan budaya negara kita oleh teman baru yang berasal dari Jepang atau Amerika.

Apa yang akan kita ceritakan?

Apakah kita langsung bingung dengan wajah pucat pasi dan memutar otak untuk mengingat-ingat hal baik apa yang ada di Indonesia yang patut diceritakan kepada teman-teman baru kita itu atau justru kita merasa malu dengan wajah merah padam kemudian mencoba mengalihkan pembicaraan?


Jangan sampai jawaban kita itu mengecewakan teman-teman baru kita ya!
Sungguh, mereka sebenarnya tidak ingin diceritakan tentang kesedihan dan keburukan tentang Indonesia.
Keburukan tentang Indonesia sudah sering mereka dengar dan saksikan di media.
Justru mereka sangat ingin mendengar langsung dari mulut kita sendiri yang merupakan warga Indonesia untuk mengetahui apa sebenarnya hal indah yang ada di Indonesia.





Media memang sering menyorot keterbelakangan Indonesia, terbukti sering terdengar issue bahwa Indonesia adalah markas teroris sehingga seringkali wisatawan asing membatalkan kedatangannya dan artis-artis luar negeri pujaan kita meng-cancel konser musiknya dengan alasan ketidakamanan Indonesia.

Indonesia juga dikenal sebagai negara berkembang yang tak kunjung berkembang. Kemiskinan dan wabah penyakit yang merajalela, serta kebiasaan-kebiasaan buruk yang menjadi trademark bangsa Indonesia, seperti pemalas, tukang ngaret alias tidak tepat waktu, dan sikap tidak disiplin lainnya.


Kenyataan tadi memang tidak sepenuhnya salah, tapi apakah kita langsung melupakan indahnya Indonesia?
Memang benar peribahasa yang mengatakan, ‘Akibat nila setitik, rusak susu sebelanga’.
Berita buruk yang tersorot media memang tidak banyak, tetapi yang tidak banyak itu ternyata telah menimbulkan citra buruk di masyarakat dunia, bahkan membuat warganya sendiri lupa bahwa Indonesia adalah negara besar yang kaya.


Sejak di bangku sekolah dasar, kita diajarkan oleh guru-guru kita mengenai indahnya Indonesia, yang merupakan Zamrud di Khatulistiwa yang luar biasa indahnya bak surga dengan flora dan fauna yang beraneka ragam, negeri dengan jumlah pulau terbanyak di dunia, hutan yang menghijau dan lebat si paru-paru dunia, laut yang membiru dan segala harta melimpah di dalamnya, dan hasil tambang yang meruah. Kita semua selalu diajarkan untuk menjadi bangga tinggal di Indonesia.


Dan tidak ingatkah kita akan keanekaragaman suku, budaya, dan bahasa di Indonesia?

Apakah kita melupakan batik, wayang, dan keris yang telah ditetapkan oleh PBB sebagai warisan budaya milik Indonesia?
Atau jangan-jangan memang ada sebagian dari kita yang belum tahu? Aduh, kemana aja lo??

Coba deh diingat-ingat lagi...ada berapa bahasa daerah di Indonesia...ada berapa lagu daerah di Indonesia...banyaaaaaak sekali bukan? Lihatlah pulau Jawa. Dalam 1 pulau terdapat lebih dari satu bahasa (bahasa jawa, sunda, betawi, dan lain-lain) dan Indonesia memiliki ribuan pulau. Bayangkan, ada berapa bahasa daerah di Indonesia?

Dan istimewanya, Indonesia memiliki semboyan: BHINEKA TUNGGAL IKA. Yang artinya kurang lebih bermacam-macam tetapi tetap satu. Kita tahu bahwa ada penyatu dari semua keanekaragaman itu, diantaranya bahasa. Bahasa persatuan tetap bahasa Indonesia.



Walau julukan Zamrud Khatulistiwa nampaknya terlalu membuai dan kini pesonanya tidak seperti dulu lagi...
Tapi...Saya harap kita semua tetap bangga menjadi bangsa Indonesia. Tanpa kebanggaan, mana mungkin kita akan memajukan negeri ini?

Jadi, bila kita dimintai tolong untuk menceritakan tentang Indonesia, kita tidak akan bingung atau malu lagi. Kita punya banyak sekali hal untuk diceritakan dan itu bukan hal yang memalukan :D, malah membanggakan. Sudah pasti, cerita kita tentang Indonesia ke teman-teman kita di kancah internasional tentu akan dibawa ke negaranya masing-masing.


So, sudah sepantasnya kita bangga menjadi bangsa Indonesia. Yang muda, yang bangga Indonesia.


Bangun pemudi pemuda Indonesia...
lengan bajumu singsingkan untuk negara...
masa yang akan datang kewajibanmulah...
menjadi tanggunganmu terhadap nusa....
menjadi tanggunganmu terhadap nusa...”